Advertisement
Sedekah Ilmu, - "Tuntulah Ilmu Walaupun Sampai Di Negeri Cina" mungkin inilah pepatah yang selalu menjadi penyemangat bagi anak-anak siswa SD di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Setiap hari ratusan siswa calon pemimpin bangsa ini berjalan menyusuri jalan tak beraspal menuju sekolah mereka, bukan hanya jalan yang tak layak yang mereka harus lewati, namun sebuah jembatan gantung tua yang dibangun seperempat abad yang lalu, turut berjasa mengantarkan mereka menyeberang menuju ke sekolah setiap harinya.
Tapi tidak ada yang tahu, kapan musibah akan datang, pagi tadi, selasa (10/03/2015) jembatan tersebut putus, naasnya lagi, saat peristiwa terjadi, ada sekitar 40-an siswa SD sedang melintas diatas jembatan menuju ke sekolah mereka, anak-anak tersebut langsung jatuh bebas dari jembatan yang tingginya mencapai 20 meter dari permukaan air sungai, beruntung tidak ada korban jiwa, namun demikian sejumlah anak-anak mengalami luka serius di kepala, dada dan anggota tubuh lainnya, bahkan ada korban yang mengalami patah tulang, Saat peristiwa terjadi, warga sekitar yang mendengar suara gemuruh langsung menuju lokasi dan menyelamatkan para korban, bukan tidak mungkin jika saja warga terlambat, akan ada sejumlah korban pada peristiwa tersebut
Jembatan Putus di Kecmatan Sajira, Lebak, Banten / Foto : indopos.co.id |
Menurut mantan Kepala Desa yang juga saksi saat kejadian, suherman menuturkan, bahwa jembatan yang putus tersebut berusia 25 tahun, dibangun atas swadaya masyarakat pada tahun 90-an, ia menambahkan sebenarnya warga telah mengajukan proposal ke pemerintah kabupaten Lebak untuk memperbaiki jembatan tersebut, namun pihak pemda menyatakan bahwa jembatan tersebut menjadi wilayah mega proyek Bendungan Karian.
Miris, itulah kata yang patut menggambarkan keadaan tersebut, sebagai negara yang telah merdeka hampir 70 tahun, fasilitas publik seperti jembatan tidak mampu dibangun, apalagi daerah Banten letaknya sangat berdekatan dengan ibu kota. kita tentunya selalu berharap, seharusnya negara mementingkan fasilitas umum, menyediakan akses kepada pusat pelayanan publik, terlebih jembatan tersebut menjadi salah satu akses bagi penerus bangsa ini dalam menuntut ilmu.
Gigihnya Anak Indonesia |
jika kita boleh mengandai-andai, andai saja ratusan triliun uang negara ini tidak dikorupsi oleh para koruptor, dan uang tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pastinya setiap orang tua tidak perlu merasa was-was saat putra-putrinya harus pergi menuntut ilmu, menuntut ilmu di sebagian daerah menjadi hal yang mahal, sebagian anak-anak bangsa ini harus menantang maut saat menuntut ilmu. Sadarkah kita, mereka menuntut ilmu bukan pergi berperang, mereka calon penerus bangsa ini, bukan penerus bangsa lain, ditambah para orang tua juga dibebani dengan biaya pendidikan yang bisa dikatakan mahal di negeri ini. Nampaknya para Wakil rakyat dan Pemerintah harus kembali mengenali jati diri mereka, sadar akan kedudukan mereka saat ini, karena mereka dipilih dan diberi amanat untuk melayani masyarakatnya, menjadikan masyarakatnya sejahtera bukan mensejahterakan diri sendiri, hidup sejahtera adalah hak setiap warga negara dan memperoleh pendidikan yang layak adalah hak bagi anak-anak bangsa ini. Semoga kelak anak - anak kita menjadi pemimpin bangsa yang jujur dan amanah, mampu memberikan fasilitas yang lebih baik kepada cucu-cucu kita. Amin
dirilis dari situs indopos.co.id
2 komentar
semoga anak cucu kita tidak mengalami hal yang serupa hikzz.. ;(
Amin Ya Rabbal alamin
Tinggalkan Coretan, Terima Kasih Kunjungannya Mas Bro dan Mbak Bray
EmoticonEmoticon