Showing posts with label Kisah Teladan. Show all posts
Showing posts with label Kisah Teladan. Show all posts

Kisah Nenek Pencuri Singkong, Dan Denda 1 Juta

Sedekah Ilmu, - Mungkin bukan sebuah rahasia, di negeri antah berantah hukum selalu tajam kebawah, bagaikan sebuah golok, hanya tajam disatu sisisnya, dan tumpul disisi yang lain. Kepentingan, kekuasaan dan uang yang selalu dominan menentukan arah tebasan sang golok, sedangkan keadilan hanya memberikan andil kecil. Banyak kisah nyata yang mengharukan, tentang kemiskinan, hukum, dan rasa kemanusiaan, berikut adalah sebuah kisah yang saya ambil dari media sosial yang mungkin dapat dijadikan pelajaran yang baik untuk kita :

"Kisah Seorang Nenek Yang Mencuri Singkong Karena Kelaparan"

Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya kelaparan …

Namun manajer PT. ANDALAS KERTAS (BAKRIE GRUP) tetap pada tuntutannya, agar menjadi contoh bagi warga lainnya.

Hakim Marzuki menghela nafas., dia memutus diluar tuntutan jaksa PU, “maafkan saya”, katanya sambil memandang nenek itu, Saya tidak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. saya mendenda anda 1jt rupiah dan jika anda tidak mampu membayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.

Kisah Nenek Pencuri Singkong, Dan Denda 1 Juta
ilustrasi / sumber foto : facebook
Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, sementara hakim Marzuki mencopot topi, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang sejumlah 1jt rupiah ke dalam topi tersebut dan berkata kepada hadirin

“Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir diruang sidang ini sebesar 50rb rupiah, sebab menetap dikota ini, yang membiarkan seseorg kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya,"

”Sdr panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”

Sampai palu diketuk dan hakim Marzuki meninggalkan ruang sidang, nenek itupun pergi dengan mengantongi uang 3,5jt rupiah.

Termasuk uang 50rb yg dibayarkan oleh manajer PT. ANDALAS KERTAS (BAKRIE GRUP) yang tersipu malu karena telah menuntutnya. Sungguh sayang kisahnya luput dari pers.

Kisah ini sungguh menarik sekiranya ada teman yang bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di media untuk jadi contoh kepada aparat penegak hukum lain agar bekerja menggunakan hati nurani dan mencontoh hakim Marzuki yang berhati mulia.

Semoga dapat menjadikan teladan bagi kita semua.
Jika dirasa bermanfaat, mohon Like dan Share-nya Klick Anaya

Warung Soto Di Solo Ini, Gratiskan Sotonya Setiap Hari Jumat

Sedekah Ilmu, Ada banyak cara seseorang dalam menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan karunia rezeki yang diterimanya, baik dengan cara infak, zakat, sedekah, menyantuni fakir miskin dan juga anak yatim. Ada sebuah kisah inspiratif yang saya dapatkan dari sebuah grup di media sosial, dan saya ingin membagikannya kepada pembaca, karena cerita tersebut memberi banyak hikmah tentang rasa syukur, Berikut kutipan asli cerita tersebut :

Dalam rangka perjalanan untuk pekerjaan ke Solo, suatu hari saya mampir makan di warung soto di Solo.

Habis bubaran shalat jum'at saya mampir ke warung soto itu, karena sangat ramai dikunjungi pelanggannya. Saya pikir soto ini pasti enak karena pengunjungnya sampai ke teras warung. Suasananya rada aneh, ketika saya lihat sekeliling meja, banyak sekali abang-abang becak yang makan di sana.

"Hemmm.. Pantesan rame, sotonya memang benar-benar enak!"

Ketika selesai makan dan mau membayar, Bu Amir pemilik warung soto itu melarang saya mengeluarkan uang.

"Tidak usah bayar Dik, terima kasih atas kunjungannya.".. ..
Dengan penuh rasa heran saya bertanya alasannya kenapa gak mau dibayar?

"Ini hari Jumat Dik, di sini tiap hari Jumat gratis!"
Masya Allah, terjawab sudah kenapa sebagian besar yang makan di warung ini tukang becak.

Setengah bingung saya mencoba mendekat ke tempat Bu Amir duduk.
"Ibu, apa gak rugi jual soto seharian gak dapat uang?", tanya saya setengah menyelidik.

"Dik, dari hari Sabtu sampai hari Kamis kan alhamdulillah kami dikasih rejeki, dikasih untung sama Allah!!!

Kalau kami bersyukur dengan cara menggratiskan satu hari, untung kami masih sangat banyak untuk ukuran kami. Kalau mau jujur seharusnya kami memberikan hak kepada Allah minimal 30% !

Coba adik pikir, siapa yang menggerakkan hati pelanggan-pelanggan kami untuk datang kemari ?

"Kalau kami harus membayar salesman, berapa uang yang harus kami bayar?"

"Semoga dengan 1/7 bagian ini Allah ridho. Sebagian besar dari hasil usaha ini kami gunakan untuk membiayai 4 anak kami. Mereka kuliah semua Dik. Satu di kedokteran UGM, satu di Teknik Sipil ITB, yang 2 lagi di UNS sini. Kalau bukan karena pertolongan Allah, mana bisa usaha kami yang sekecil ini membiayai kuliah 4 orang!"

Bu Amir menjelaskan panjang lebar.
Jelegeeer.... !!! Saya seperti disambar petir.

Warung soto sekecil ini bisa membiayai anaknya 4 kuliah di Universitas Negeri semua! Bahkan malah masih bisa memberi makan kepada tukang-tukang becak dan semua orang yang berkunjung ke warungnya setiap HARI JUMAT, GRATIS lagi !!!

Saya gak kehilangan akal, untuk membayar rasa kagum dan rasa bersalah makan soto gratis, saya masuk Mall.
Saya membeli dompet cantik buat hadiah Bu Amir.

Saya pikir, "Masa Bu Amir gak mau dikasih dompet secantik ini?"
Dalam waktu tidak sampai satu jam saya sudah kembali ke warungnya.

"Lho, kok balik lagi, ada yang ketinggalan Dik?", sapa Bu Amir heran.

"Mohon maaf Bu, ini hadiah dari saya tolong diterima. Anggap saja sebagai kenang-kenangan dari saya buat ibu yang telah memberi pelajaran hidup yang sangat berarti buat saya."

Dengan senyum tulus dan bicaranya halus Bu Amir menolak:
"Dik, terimakasih hadiahnya. Maaf, bukan ibu menolak. Ibu cukup pake dompet ini saja, kenang-kenangan dari suami ibu ketika beliau masih ada. Awet banget, tuh sampe sekarang masih bagus."
Bu Amir menepuk bahu saya.
"Bawa saja pulang dan hadiahkan buat ibumu. Percayalah, ibumu pasti senang dapat oleh-oleh dari Solo. Adik mampir di warung Ibu saja sudah merupakan sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai. Ibu senang, benar-benar senang sudah bisa ngobrol sama adik."
Begitu kata Bu Amir sambil tersenyum.

Warung soto gratiskan pelanggannya setiap jumat


Saya kehilangan akal dan hanya bisa pamit sambil menundukkan kepala....
Silahkan coba sotonya di lokasi : Yosodipuro dekat museum Pers Solo
Jika beli soto di situ selain hari jum'at, kembaliannya jangan diterima. Ketika membayar dan diberi kembaliannya, katakanlah "nderek titip kagem sedekah Jumat bu".

Beliau akan berterima kasih & mendoakan kita nggak habis2nya.
Aamiin... aamiin... aamiin...
Beliau mendoakan kita & Allah ridho akan doanya.

Semoga, kita dapat meneladani sosok Ibu Amir, menjadi sosok yang pandai bersyukur, dan InsyaAllah, Allah SWT akan senantiasa melancarkan rizeki kita, rizki yang halal dan barokah.

Cerita diambil dari akun Handoko Wrangller di grup facebook boykot (BOYOLALI KOTA)